"Luq, gw mau bikin desain packaging nih, kasih gw diskon dong, harga teman"
Percakapan seperti itu sering saya terima.
Apalagi semenjak mulai membuat brand sendiri bersama sang adik.
Teman atau kerabat semakin banyak yg mengontak untuk diberi harga teman.
Ada yg minta diskon setengahnya, bahkan ngga sedikit yang minta gratis.
Saya nggak pernah keberatan dengan hal ini.
Sangat mggak pernah, apalagi untuk teman teman yang selama ini memang adalah teman karib, teman masa kecil, atau teman main, ditambah lagi seni adalah memang passion saya.
Sekali lagi saya bilang, saya nggak pernah keberatan, bahkan senang karena saya senang melihat orang senang.
Hingga pada suatu saat, Nadira Sahab, satu dari 3 teman saya yang paling akrab, bisa saya bilang sahabt karib, berniat untuk mendesain undangam pernikahannya.
Standar, sama seperti temanteman lain, memulai topik ini dengan bertanya biaya desain.
Lalu saya bilang, "tenang nad, gw akan kasih lo harga teman"
Raut Wajah nadira berubah drastis, gadis yang doyan bercanda ini tiba tiba bicara dengan nada serius
"Gak lah luq! Gw sahabat lo! Seorang sahabat seharusnya mendapat harga lebih tinggi dari pelanggan biasa!"
Heran, gw bingung bertanya "hah ?? Kenapa ?"
"Karena sahabat yang baik seharusnya memberi support untuk sahabatnya. Apalagi sahabat kita itu sedang tertatih merintis bisnisnya. Jadi, sahabat yang baik ga akan mau dikasih harga diskon!"
MasyaAllah Suwer, mata gw langsung blink blink denger itu.
Otak gw kayak diguyur es dingin. Seger dan seneng.
So sweet.
Well, waktu itu gw tetep mau kasih diskon.
"Ok deh nad, gw ga kasih lo harga teman, gw kasih lo harga saudara"
Dia ketawa
"Hahaha Luq, justru harga saudara harusnya lebih mahal dari harga teman"
Hhahahaha
Ini adalah percakapan lucu yang menurut saya sangat dalam!
Puncak refleksi tertinggi baru dari perspektif yang jarang mampu didaki oleh orang orang pada umumnya.
Langka!